Brian Gu dari Xpeng mengungkapkan tujuan mereka untuk menjadi perusahaan global yang berfokus pada mobilitas berbasis AI. Xpeng tidak hanya memproduksi kendaraan listrik, tetapi juga mengembangkan robot dan mobil terbang. Saat ini, sekitar 40% karyawan Xpeng bekerja di departemen R&D, dengan lebih dari separuhnya fokus pada pengembangan perangkat lunak dan AI. Salah satu langkah signifikan mereka adalah menciptakan chip AI sendiri, Turing AI, yang memiliki kekuatan pemrosesan setara dengan tiga chip berkinerja tinggi dalam satu chip.
Pengembangan chip in-house ini bisa menjadi momen penting bagi industri otomotif, mirip dengan apa yang disebut sebagai "DeepSeek moment". Berbeda dengan kebanyakan produsen mobil yang membeli chip dari pemasok pihak ketiga, Xpeng yakin bahwa mendesain chip sendiri memberikan keunggulan kompetitif. Menurut Gu, masa depan kendaraan lebih berfokus pada teknologi dibandingkan mekanik. Kemampuan untuk mengembangkan teknologi seperti perangkat lunak dan chip secara mandiri akan menjadi sama pentingnya dengan desain bodi dan pembuatan mesin.
Brian Gu memperkirakan bahwa tidak semua produsen mobil akan mampu bertahan dalam revolusi AI otomotif ini. Kesuksesan di industri smart EV ke depannya akan jauh lebih kompleks dan menuntut kemampuan baru yang mungkin belum dikuasai oleh produsen mobil konvensional. Hal ini menunjukkan perlunya konsolidasi di industri otomotif, baik dari pabrikan besar yang sudah ada maupun pendatang baru yang agresif dari Cina.
Mobil pintar berbasis kecerdasan buatan segera hadir lebih cepat dari yang kita perkirakan. Konsolidasi dan inovasi mendalam dalam teknologi AI menjadi kunci sukses di masa depan. Kolaborasi antara Volkswagen dan Xpeng adalah awalan dari masa depan otomotif yang lebih cerdas.