- Tanpa Kendala: Segway dirancang untuk memudahkan mobilitas di lingkungan perkotaan.
- Teknologi Menarik: Memanfaatkan sensor kemiringan dan giroskop untuk menjaga keseimbangan.
Meski inovatif, Segway menghadapi banyak rintangan:
1. Pilihan Transportasi: Banyak alternatif yang lebih praktis, seperti sepeda, skuter, atau berjalan kaki.
2. Kecepatan dan Jarak: Model pertamanya hanya mampu mencapai kecepatan 10 mph dengan jarak tempuh 10 mil.
3. Preferensi Pengguna: Tidak ada peningkatan signifikan dibandingkan dengan kendaraan lain yang sudah ada.
Segway gagal mengubah citra transportasi urban. Sebaliknya, banyak orang merasa bahwa pengendara Segway tampak aneh atau tidak berkelas.
- Penjualan yang Melenceng: Target penjualan 500.000 unit per tahun tidak pernah tercapai.
- Penutupan Produksi: Pada tahun 2020, hanya 140.000 unit yang diproduksi sebelum menghentikan operasi.
Segway memulai perjalanannya dengan ambisi untuk membawa revolusi dalam transportasi modern, tetapi kenyataannya justru berujung pada kegagalan yang spektakuler. Meskipun memiliki inovasi, ketidakcocokan dengan kebutuhan pengguna membuatnya tersisih hingga akhirnya produksi dihentikan. Kini, Segway lebih dikenal sebagai contoh dari harapan yang tidak terwujud di dunia otomotif.