CEO baru Nissan, Espinosa, berpotensi membuka kembali pembicaraan merger dengan Honda. Espinosa akan mulai menjabat pada 1 April. Saat ini, Nissan tetap menjalin kerja sama dengan Renault dan Mitsubishi, dan membuka kemungkinan bekerja sama dengan mitra baru lainnya.
Menurut Ponz Pandikuthira, Chief Planning Officer Nissan, ada alasan kuat untuk Nissan dan Honda bekerja sama dalam mengembangkan platform umum yang dapat meningkatkan volume produksi serta menurunkan biaya variabel. Kerja sama ini bisa mencakup pengembangan SUV besar atau truk pikap generasi berikutnya.
Nissan memiliki masalah arus kas, bukan kekurangan tunai. Mereka memiliki sekitar 1 triliun yen, namun perlu meningkatkan keuntungan dan menurunkan biaya tetap. Di bawah kepemimpinan CEO sebelumnya, Nissan telah mengumumkan pemotongan pekerjaan dan rencana penutupan pabrik sebagai langkah bertahan.
Di bawah Presiden Donald Trump, ancaman tarif terhadap kendaraan dan suku cadang yang masuk ke AS telah menciptakan ketidakpastian. Nissan berharap dampaknya terhadap bisnis mereka tidak terlalu besar. Situasi ini membuat Nissan menyusun berbagai skenario untuk tetap kompetitif.
Nissan memfokuskan strategi pada Amerika Utara dan menyusun pendekatan baru di Cina, dengan delapan kendaraan listrik baru yang akan diekspor ke negara lain. Di Meksiko, Nissan menguasai pangsa pasar sekitar 20 persen, menjadikan negara tersebut pasar penting bagi perusahaan.
Nissan membuka peluang kerja sama untuk mengatasi tantangan masa depan dan meningkatkan skala produksi. Dengan inovasi dan kerjasama strategis, Nissan berusaha mengatasi kendala keuangan serta ketidakpastian global.