Foxconn, perusahaan asal Taiwan yang dikenal luas sebagai produsen perangkat elektronik konsumen untuk Apple, menunjukkan minat untuk mengambil bagian dari saham Renault di Nissan. Renault sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk melepas saham sebesar 18,7% di Nissan yang saat ini disimpan di perwalian Prancis. Menurut Ketua Foxconn, Young Liu, meski membeli saham secara langsung bukanlah tujuan utama, Foxconn terbuka terhadap opsi ini jika diperlukan untuk menjalin kerja sama. Foxconn berharap dapat menjadi mitra perakitan dengan biaya rendah, seperti yang telah dilakukan untuk produk Apple dan beberapa merek elektronik konsumen lainnya.
Foxconn sudah memiliki beberapa model dalam portofolionya, termasuk minivan, bus kecil, serta model pikap Model V dan crossover Model B yang dirancang oleh Pininfarina. Langkah ini menunjukkan keseriusan mereka dalam memasuki industri otomotif.
Model bisnis kontrak Foxconn menawarkan keuntungan bagi pabrikan otomotif yang bersaing di segmen model dengan margin rendah dan volume tinggi. Berdasarkan pengalaman mereka dengan Apple, model ini memungkinkan efisiensi operasional yang mengesankan, meski aset tetap bernilai sekitar $40 miliar dan investasi modal sekitar $8-10 miliar per tahun. Namun, meskipun memiliki cadangan dana yang besar, Foxconn mungkin belum bisa sepenuhnya mengatasi krisis eksistensial yang sedang dihadapi Nissan.
Menurut mantan eksekutif senior Nissan, manajemen saat ini belum menentukan arah dan identitas yang jelas bagi Nissan. Ini menjadi tantangan utama dalam usaha mengembalikan Nissan ke jalur yang benar dan membuktikan keberadaannya di pasar otomotif global.
Nissan sangat membutuhkan mitra yang kuat di tengah krisis finansial dan eksistensial yang sedang mereka hadapi. Foxconn muncul sebagai kandidat potensial, menawarkan dukungan serta model bisnis yang telah terbukti berhasil di sektor lain. Namun, untuk benar-benar bangkit, Nissan harus segera menemukan dan menetapkan identitas yang kuat dan relevan di industri otomotif.