Honda dan Nissan, bersama Mitsubishi, baru saja membatalkan rencana merger yang sudah dinanti banyak pihak. Meskipun Mitsubishi sudah lebih dulu menarik diri, masih ada harapan untuk restrukturisasi bilateral antara kedua perusahaan tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Honda menegaskan bahwa rencana konsolidasi untuk menjadi supercar tidak lagi menjadi pilihan strategis. Sementara itu, Nissan mengungkapkan bahwa perubahan sikap Honda, yang ingin menjadi pemegang saham mayoritas, menjadi pemicu berakhirnya pembicaraan merger ini.
Meski merger dibatalkan, kedua perusahaan memastikan bahwa hubungan baik di antara mereka tetap terjaga. Rencana kolaborasi dalam pengembangan kendaraan listrik (EV) masih berlanjut seperti yang telah direncanakan sebelumnya.
Jika merger ini berhasil, kolaborasi ini—mungkin akan disebut Nonda atau Hossan—berpotensi menjadi salah satu produsen mobil terbesar di dunia dengan valuasi sekitar $60 miliar. Namun, potensi besar tersebut kini tertunda.
Sebagai tanggapan atas pembatalan ini, Nissan telah merilis rencana pemulihan yang mencakup pencarian mitra baru dan konsolidasi internal. Pembaruan mengenai rencana ini dijadwalkan akan diumumkan dalam satu bulan ke depan.
Pembatalan merger antara Honda dan Nissan memang mengejutkan banyak pihak. Namun, hubungan baik kedua perusahaan tetap terjaga, dengan fokus utama pada kolaborasi pengembangan EV. Setelah berita ini, rencana pemulihan Nissan menjadi perhatian utama.
