Baterai solid-state dianggap sebagai langkah penting untuk meningkatkan jangkauan dan kegunaan kendaraan listrik (EV), dengan keunggulan sebagai berikut:
- Menggunakan elektrolit padat yang lebih ringan dan efisien.
- Memiliki densitas energi lebih tinggi serta kemampuan pengisian yang lebih cepat.
- Lebih aman, karena tidak menggunakan elektrolit cair yang mudah terbakar.
Di sisi lain, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan:
- Membutuhkan lebih banyak lithium.
- Rentan terhadap pembentukan dendrit lithium.
- Kurang konduktif pada suhu kamar.
Baterai prototipe EQS menggunakan sel FEST dari Factorial Energy, yang menggabungkan karakteristik dari elektrolit padat dan cair. Kombinasi ini menawarkan keunggulan keselamatan dari elektrolit padat dengan performa yang lebih baik. Vice President Factorial Energy, Raimund Koerver, menyebut teknologi ini sebagai “titik tengah yang menjanjikan”.
Baterai ini juga dilengkapi dengan teknologi pembawa sel yang dipatenkan, yang menjaga tekanan sel untuk mengurangi pembentukan dendrit saat proses pengisian dan pengosongan berlangsung.
Mercedes-Benz sedang menjalankan program pengujian yang mendalam untuk teknologi ini, berharap untuk memperoleh wawasan berharga menjelang integrasi dalam produksi massal. CEO Factorial Energy, Siyu Huang, mengemukakan bahwa keberhasilan dalam mengintegrasikan baterai solid-state ke dalam platform kendaraan produksi akan menjadi pencapaian bersejarah dalam dunia mobilitas listrik.
Mercedes-Benz memimpin langkah pengembangan teknologi baterai semi-solid-state untuk EQS, menawarkan potensi jangkauan yang sangat mengesankan dan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Kerjasama dengan Factorial Energy menandai kemajuan besar menuju produksi massal baterai generasi mendatang, yang diharapkan memberikan efisiensi dan kinerja yang lebih baik dibandingkan teknologi baterai yang ada saat ini.