Dalam sebuah seminar mengenai mesin pembakaran internal yang memanfaatkan hidrogen (H2 ICE), para eksekutif dari Volvo, Bosch, Cummins, dan Cespira membahas perkembangan teknologi ini. Industri truk, khususnya, melihat potensi besar dalam H2 ICE berkat efisiensinya yang tinggi dalam kondisi perjalanan jauh serta emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan truk berbahan bakar diesel atau gas alam.
Bahan Bakar Masa Depan?
Hidrogen telah lama disebut sebagai "bahan bakar masa depan". Sebagai unsur paling melimpah di galaksi, hidrogen menarik perhatian lewat berbagai konsep kendaraan seperti BMW Hydrogen 7 dan Mazda RX-8. Sistem kerjanya menyerupai mesin berbahan bakar bensin atau diesel, membuat konversi menjadi relatif mudah. Teknologi ini juga menarik karena dapat diterapkan pada sasis truk yang sudah ada dengan sedikit modifikasi.
Kelebihan H2 ICE
-
Kemiripan Teknologi: Mempermudah adaptasi mesin hidrogen dengan mesin diesel dan gas alam.
-
Pengalaman Berkendara: Hidrogen menawarkan respons cepat dan torsi yang mirip dengan diesel.
-
Keuntungan Logistik: Hidrogen dapat diangkut ke daerah tanpa infrastruktur listrik, menjadikannya lebih fleksibel.
Tantangan di Depan
Walaupun menjanjikan, terdapat berbagai tantangan dalam pengembangan H2 ICE. Hidrogen sulit dipisahkan dari elemen lainnya dan proses pemisahannya memakan banyak energi.
Metode Produksi
-
Hidrogen Abu-abu dan Biru: Menghasilkan emisi dengan menangkap karbon dalam proses reformasi metana.
-
Hidrogen Hijau: Menggunakan elektrolisis dengan sumber daya terbarukan, namun biayanya mahal dan belum banyak digunakan.
Kendala Kendaraan
Permasalahan lain termasuk penyimpanan hidrogen dalam bentuk cair atau gas. Penyimpanan cair memerlukan kondisi suhu ekstrem, sementara keduanya memiliki tantangan terkait densitas energi.
Emisi dan Infrastruktur
Meskipun H2 ICE mengurangi emisi, masih ada oksida nitrogen (NOx) yang dihasilkan, memerlukan sistem pengolahan lanjut. Infrastruktur pengisian hidrogen juga masih sangat terbatas.
Mengapa Sekarang?
Toyota dan produsen lainnya terus menguji teknologi ini secara intensif, bahkan berkolaborasi untuk mengembangkan mesin hidrogen lebih lanjut. Namun, tanpa regulasi pemerintah yang mendukung, banyak pemilik armada lebih memilih strategi yang sudah mapan, seperti penggunaan truk listrik dan diesel.
Ringkasan
H2 ICE menawarkan solusi potensial untuk masa depan dunia otomotif, tetapi membutuhkan investasi signifikan dalam teknologi dan infrastruktur. Bagi mereka yang menginginkan pengalaman berkendara dengan mesin pembakaran internal namun lebih ramah lingkungan, teknologi ini layak untuk diawasi. Namun, jalan menuju adopsi luas masih panjang dan bergantung pada bagaimana industri menghadapi tantangan yang ada.