Meski beberapa pelanggan mengharapkan kehadiran Ferrari dengan transmisi manual, tampaknya pabrikan asal Maranello ini belum berencana menyaingi Porsche yang sudah menawarkan varian manual pada model utama mereka, seperti 911 T. Sejak terakhir kali Ferrari menawarkan transmisi manual di model California tahun 2012, konsistensi mereka tetap berada pada transmisi dual-clutch.
Ferrari menegaskan bahwa transmisi manual kurang cocok digunakan untuk performa mobil mereka. "Saat tangan Anda di kemudi dan menggunakan paddle shift, tidak ada yang lebih baik," ungkap Fulgenzi. Pengalaman berkendara dianggap lebih maksimal dengan teknologi ini.
Jika transmisi manual kembali hadir, kemungkinan besar hal ini akan diterapkan pada model eksklusif edisi terbatas, Icona. Model ini merayakan warisan Ferrari dengan memberikan pengalaman berkendara khas. Kendaraan seperti Monza SP1, SP2, dan Daytona SP3 memadukan konsep masa lalu dalam balutan teknologi modern.
Model Icona telah menambah jalur produk keempat bagi Ferrari, selain sport cars, GTs, dan hypercars, dan sangat menguntungkan. Semua 599 unit Daytona SP3 terjual habis dengan sangat cepat, menghasilkan pendapatan lebih dari $1,3 miliar. Rencananya, Ferrari akan menambah koleksi Icona sebagai strategi bisnis yang menjanjikan di masa depan.
Pihak Ferrari belum memastikan model Icona selanjutnya, meski ada beberapa konsep kuat yang bisa dikembangkan. Bisa jadi kita akan melihat kebangkitan mobil legendaris seperti 250 GT SWB dengan transmisi manual di masa depan.
Ferrari mungkin akan menghadirkan kembali transmisi manual, namun tampaknya bukan untuk model mainstream. Transmisi manual ini diharapkan hadir dalam model edisi terbatas Icona, yang mengemas sejarah dengan desain dan teknologi modern. Meski belum ada pengumuman resmi, antisipasi publik terhadap kebangkitan transmisi manual terus menguat.