Diperkirakan konsumen akan menghadapi kenaikan harga mobil antara $4,000 hingga $10,000. Beberapa keuntungan, seperti insentif, mungkin akan hilang, dan variasi model yang ditawarkan bisa berkurang. Meskipun kemungkinan tarif akan bertahan dalam jangka waktu panjang terlihat kecil, dampaknya dapat segera dirasakan dengan adanya pengurangan atau penghentian produksi.
Krisis dapat muncul hanya dengan hilangnya satu komponen penting, yang dapat menyebabkan produksi terhenti. Para pemasok mungkin tidak sanggup menanggung kenaikan biaya dan ketidakmampuan untuk meneruskan biaya tambahan ini ke produsen. Hal ini dapat menyebabkan kebangkrutan dan menciptakan masalah yang lebih besar dalam rantai pasokan.
Memindahkan produksi kendaraan kembali ke AS bukanlah tugas yang mudah. Selain memerlukan biaya tinggi dan waktu yang lama, pabrik-pabrik di AS mungkin tidak mampu menangani peningkatan kapasitas produksi. Banyak kendaraan populer, termasuk SUV dan truk dalam jumlah besar, akan terpengaruh oleh langkah ini.
Tarif baru ini mungkin menjadi upaya untuk merundingkan kembali perjanjian dagang USMCA lebih awal. Kondisi ini telah mengganggu kesepakatan yang sudah terjalin lama, menyisakan ketidakpastian bagi keputusan besar para produsen otomotif.
Ringkasan: Tarif impor baru yang diterapkan oleh AS memunculkan kekhawatiran dalam industri otomotif, dengan potensi lonjakan harga mobil dan dampak buruk pada rantai pasokan global. Meskipun tantangan ini sulit, penyelesaiannya diperlukan untuk menghindari gangguan yang lebih besar di masa depan.