Lotus, yang kini dimiliki oleh Geely, sedang mempertimbangkan kembali transisi penuh mereka ke kendaraan listrik (EV). Sebelumnya, Lotus berkomitmen untuk hanya memproduksi EV sebelum akhir dekade ini. Namun, sekarang Lotus berencana meluncurkan versi hyper hybrid dari model Eletre dan Emeya dalam dua tahun mendatang.
Menurut CEO Lotus Europe, Dan Balmer, ada bagian dari pasar yang menyukai EV, tetapi masih membutuhkan jaminan jarak tempuh yang lebih jauh. Dengan mengadopsi teknologi hibrida, Lotus berharap dapat menawarkan yang terbaik dari kedua dunia: listrik dan bahan bakar fosil. Model hyper hybrid ini akan memiliki arsitektur listrik 900V yang memungkinkan pengisian daya sangat cepat dengan jangkauan lebih dari 680 mil.
Lotus akan memanfaatkan sistem Leishin Power milik Geely, yang mengombinasikan mesin pembakaran dalam dan motor listrik dengan transmisi canggih untuk menjamin efisiensi. Masa depan Emira juga akan diperpanjang hingga melampaui tahun 2030. Meskipun mesin V-6 akan berhenti diproduksi, Emira akan beralih ke mesin Mercedes-AMG 2.0-liter turbocharged dengan transmisi dual-clutch.
Ke depan, Balmer melihat peluang bagi Lotus untuk menghadirkan model olahraga baru yang berada di antara Emira dan hypercar Evija. Walaupun rencana spesifik belum ada, potensinya terbuka lebar dengan kemungkinan menggunakan sistem tenaga hyper hybrid.
Lotus mengubah strategi elektrifikasinya dengan memperkenalkan hyper hybrid, yang menggabungkan keunggulan antara kendaraan listrik dan mesin pembakaran dalam. Dengan teknologi canggih dan penyesuaian produk yang teliti, Lotus berharap dapat memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas sambil tetap mempertahankan warisan performa sport-nya.