Helmut Marko, penasihat motorsport Red Bull, mengakui bahwa timnya telah melakukan kesalahan dengan mempromosikan Liam Lawson terlalu cepat.
- Promosi Prematur: Lawson dipromosikan ke Red Bull setelah hanya menjalani 11 balapan di tim junior.
- Hasil di Awal Musim:
- Kualifikasi di posisi 18 di Australia.
- Kecelakaan dalam balapan pembuka.
- Kualifikasi terakhir di China, hanya bisa finis di posisi P14 dan P12.
Marko menyatakan bahwa Lawson mengalami masalah keandalan sebelum musim dimulai, yang membuatnya kehilangan waktu latihan. Meski begitu, saat berkompetisi, Lawson melakukan beberapa kesalahan.
- Kendaraan RB21: Marko menilai mobil ini sulit dikendalikan, meskipun Max Verstappen mampu menanganinya dengan baik — hal ini tidak berlaku bagi Lawson.
Marko menegaskan pentingnya memiliki dua pembalap yang kompetitif untuk mendukung kejuaraan pembalap dan konstruktor.
- Ancaman Kontrak: Dia mengisyaratkan bahwa jika Red Bull tidak memberikan mobil yang kompetitif, Verstappen mungkin akan meninggalkan tim untuk bergabung dengan tim rival pada tahun 2026.
Saat ditanya perihal keputusan tim, Marko menyatakan penyesalan. Meskipun demikian, Lawson masih diberi kesempatan untuk membuktikan diri di tim Racing Bulls.
Setelah pemecatan Sergio Perez, Yuki Tsunoda kini mengambil posisi Lawson. Marko percaya bahwa Tsunoda telah berkembang menjadi pembalap yang lebih kuat dan lebih percaya diri.
- Perubahan Positif: Marko mengakui bahwa Tsunoda kini lebih matang dan memiliki kemampuan manajemen yang lebih baik setelah empat tahun berkarir di Formula 1.
Helmut Marko mengakui kesalahan Red Bull dalam mempromosikan Liam Lawson terlalu cepat dan menekankan pentingnya memiliki dua pembalap yang kompetitif. Di sisi lain, Yuki Tsunoda diharapkan bisa menunjukkan performa yang lebih baik setelah mengalami perkembangan yang signifikan.
