Ponz Pandikuthira, kepala perencanaan Nissan di Amerika, mengungkapkan bahwa GT-R baru masih memerlukan beberapa tahun untuk kembali hadir. Kendala utamanya adalah pengembangan teknologi powertrain terbaru yang saat ini belum siap.
Pandikuthira menyatakan bahwa generasi mendatang memerlukan semacam elektrifikasi untuk memenuhi standar performa dan kepatuhan emisi. Mesin pembakaran internal murni tidak dapat memenuhi standar harapan untuk menghasilkan tenaga lebih dari 600 tenaga kuda. Sementara itu, kendaraan listrik murni dirasa kurang cocok untuk GT-R yang identik dengan kemampuannya mencetak rekor di Nürburgring.
Belum ada solusi yang jelas untuk menghadirkan hybrid plug-in tanpa mengorbankan performa. Saat ini, Nissan sedang bekerja pada teknologi baterai solid-state yang dijadwalkan siap pada 2028. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan solusi penyimpanan energi yang ringan dan padat untuk versi GT-R yang sebagian bertenaga listrik.
Ambisi Nissan adalah menunda produksi hingga benar-benar mampu merealisasikan kendaraan impian mereka. Rencana sebelumnya untuk memperkenalkan baterai solid-state pada 2026 harus ditunda hingga 2028.
Melanjutkan tradisi GT-R, Nissan juga meluncurkan generasi ketujuh Z pada 2023. Model Z ini menjadi pilihan mobil sport yang lebih terjangkau dengan mesin V6 twin-turbo 3,0 liter yang menghasilkan tenaga sebesar 400 hp. Produksi Z yang meningkat telah mendorong penjualannya hingga 221 persen di AS pada kuartal pertama tahun ini.
CEO Global Nissan, Ivan Espinosa, berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra agar dapat memperbesar skala produksi, yang juga memungkinkan pendanaan untuk produk-produk niche seperti GT-R dan Z.
Nissan GT-R belum akan kembali dalam waktu dekat, sambil menunggu teknologi terbaru untuk mencapai standar performa dan kepatuhan emisi yang diharapkan. Di sisi lain, Nissan terus berfokus pada pengembangan model Z serta inovasi baterai solid-state sebagai solusi untuk masa depan elektrifikasi mereka.