Mungkin nama Dylan Phillips belum begitu dikenal di dunia otomotif, tapi prestasinya sungguh luar biasa. Pria asal Wales berusia 38 tahun ini berhasil memecahkan rekor dunia dengan menciptakan kereta sorong tercepat, yang dilengkapi dengan mesin motor Honda SJ100 'Bali' berdaya 7 bhp. Kereta sorongnya melaju dengan kecepatan rata-rata 52,58 mph di landasan pacu RAF Elvington.
Inspirasinya bermula dari sebuah percakapan santai di pub. Awalnya, ide ini hanya sekadar lelucon—menggabungkan mesin skuter dengan kereta sorong. Namun, setelah mengetahui adanya rekor dunia untuk jenis kendaraan ini, Dylan memutuskan untuk menindaklanjutinya dengan serius. Untuk memenuhi syarat dalam kompetisi resmi, kereta sorongnya ditingkatkan sesuai standar NORA 92, termasuk penambahan saklar darurat dan peredam kemudi.
Masalah Utama:
- Rem: Belum ada sistem rem yang memadai.
- Kemudi: Kurang stabil pada kecepatan tinggi.
- Distribusi Berat: Membutuhkan penyeimbang untuk stabilitas yang lebih baik.
Tantangan utama dari proyek Dylan adalah sistem pengereman dan kemudi yang belum optimal. Pengembangan selanjutnya direncanakan dengan menempatkan mesin di bawah kereta dan menambah rem pada semua roda. Meskipun kereta ini terlihat seperti kendaraan balap, fungsinya masih sepenuhnya sebagai alat berkebun.
Usaha Dylan bukan sekadar hobi semata; setiap bulan ia mengadakan acara di bengkelnya untuk mendukung DPJ Foundation, sebuah yayasan yang berfokus pada kesehatan mental di sektor pertanian Wales. Tantangan baru pun datang dari John Loghry di AS, yang mencapai kecepatan 55 mph dengan sumbangan untuk veteran Vietnam. Dylan berencana untuk meningkatkan kecepatan hingga 70 mph dengan mesin berdaya 28 bhp.
Para pencinta otomotif menantikan ajang amal lintas Atlantik yang seru antara Wales dan Iowa ini!
Dylan Phillips telah mengubah kereta sorong menjadi alat berkecepatan tinggi, dengan aspirasi dan semangat yang tak pernah padam. Inovasinya yang unik serta keberdiriannya dalam mendukung kegiatan sosial membuatnya lebih dari sekadar pembuat rekor. Di masa depan, tantangan baru menantinya dalam persaingan amal melawan rekor di Amerika Serikat.