Orang Jepang memang selalu punya ide brilian dalam memodifikasi mobil. Sekitar setengah abad yang lalu, dua orang penggemar modifikasi mendirikan Tachi Oiwa Motor Sport, yang lebih dikenal sebagai TOM'S. Kisah sukses mereka dimulai dengan Toyota KP47 Starlet yang merajai kelas touring car di Jepang. Keberhasilan ini menjadikan TOM'S sebagai tuner resmi Toyota.
Sub-merek Casio, Edifice, telah lama bekerjasama dengan TOM'S. Mereka meluncurkan jam tangan khusus untuk merayakan ulang tahun ke-50 tuner ini, dengan desain berwarna dasar putih dan detail merah serta kuning—mengadopsi skema warna dari mobil TOM'S. Jam ini memiliki dial mesh yang terinspirasi dari grille mobil dan dua subdial yang menyerupai pelek khasnya.
Tissot, dari Swiss, memperingati warisan balap mereka dengan sport chronograph bergaya tahun 1970-an. Sementara itu, Breitling merilis chronograph mewah yang menghormati Shelby Cobra karya Carroll Shelby. Namun, bersiaplah merogoh kocek cukup dalam karena jam Cobra ini memiliki tourbillon dengan harga hampir £40 ribu.
Bukan hanya Jepang yang terinspirasi oleh mobil dalam pembuatan jam tangan. Namun, mereka dikenal karena memberikan nilai lebih untuk uang yang dihabiskan. Jam tangan Jepang di pasaran lebih terjangkau dibandingkan merek lainnya.
Walaupun merek jam tangan Jepang menawarkan varian yang terjangkau, mereka juga memiliki pilihan mewah dengan harga ribuan pound. Pembeli Jepang lebih mengutamakan kualitas daripada gengsi merek. Jika kita berpikir layaknya pembeli Jepang, memprioritaskan kualitas jam sebelum merek, maka kepuasan dalam pembelian lebih mungkin tercapai.
Kolaborasi antara industri otomotif dan pembuat jam tangan mencerminkan dedikasi yang mendalam terhadap desain dan inovasi. Jepang, dengan merek seperti TOM'S dan Casio Edifice, serta Swiss dengan Tissot dan Breitling, menunjukkan bagaimana dunia otomotif memberikan inspirasi kepada dunia horologi dengan cara yang unik dan bernilai.