Dalam upayanya memenuhi janji kampanye, Presiden Trump mendorong pemangkasan insentif pajak federal untuk pembelian atau penyewaan kendaraan listrik (EV) dan hibrida plug-in. RUU "One Big, Beautiful Bill" yang dikirimkan ke Senat mengusulkan penghentian insentif ini mulai 31 Desember 2025, bukan 2032 seperti yang direncanakan sebelumnya. Bagi pembeli potensial yang ingin memanfaatkan insentif ini pada 2026, prospek ini tentu memupus harapan.
Selain penghapusan insentif pajak, RUU tersebut mengusulkan biaya pendaftaran tahunan untuk EV dan kendaraan hibrida. Alasan di balik pengenaan ini adalah pemilik EV dan hibrida membayar lebih sedikit pajak untuk jalan raya dibandingkan pemilik kendaraan berbahan bakar bensin. Rencana biaya tersebut adalah $250 per EV dan $100 per kendaraan hibrida per tahun.
Biaya $250 untuk EV seakan menyamakan pajak yang dibayar kendaraan berbahan bakar bensin yang mengonsumsi 1.358,7 galon bahan bakar per tahun, hampir setara dengan konsumsi Bugatti Chiron. Mengingat ini adalah contoh ekstrem, jelas bahwa biaya tersebut menempatkan beban yang berlebihan pada pemilik EV.
Kendaraan hibrida tidak terlalu terbebani dengan pembebanan $100. Namun, biaya ini setara dengan pajak untuk 543,5 galon bensin, hampir dua kali lipat konsumsi tahunan Toyota Camry Hybrid.
Tidak ada yang menentang ide dasar bahwa EV harus membantu membiayai perawatan jalan. Namun, nilai yang diusulkan dalam RUU ini terasa terlalu tinggi bahkan untuk EV, yang tidak mengonsumsi bahan bakar dengan volume yang menjustifikasi beban pajak tersebut. RUU ini tampaknya lebih merupakan hukuman daripada keadilan.
Proposal baru ini menghadirkan tantangan bagi pemilik EV dengan penghapusan insentif pajak lebih cepat dari yang diperkirakan dan pengenaan biaya pendaftaran tinggi. Meskipun EV harus berkontribusi pada perawatan jalan, nilai yang diusulkan perlu dipertimbangkan ulang agar lebih adil dan proporsional.