Ketika dirilis pada tahun 2006, harapan pada Alfa Spider sangat tinggi. Sebagai versi convertible dari Brera yang dirancang oleh Guigiaro, mobil ini menawarkan berbagai pilihan mesin, termasuk V6, dengan janji performa yang mengesankan. Namun, kenyataannya sedikit berbeda dari ekspektasi:
- Pilihan Mesin:
- 2.2-liter 4 silinder bensin
- 2.4-liter 5 silinder diesel
- 3.2-liter V6 bensin dengan penggerak empat roda
Sayangnya, tidak ada dari mesin-mesin ini yang benar-benar cepat. Akselerasi 0-100 km/jam tidak ada yang di bawah tujuh detik, dan suara mesinnya pun tidak terlalu impresif.
Harapan bahwa Spider akan setidaknya ringan juga tidak terwujud. Beratnya berkisar dari 1.530 kg hingga 1.710 kg untuk versi V6 otomatis—terlalu berat jika dilihat dari desainnya yang terlihat ringan. Pengalaman berkendaranya pun diakui kurang menggembirakan, terutama pada versi Spider bermesin diesel.
Namun, semua kekurangan tersebut langsung terlupakan saat membahas desain. Dirancang oleh Pininfarina bersama Alfa’s Centro Stile, Spider tampil menawan, bahkan mengungguli para pesaing sekelasnya seperti BMW Z4, Nissan 350Z, dan Audi TT.
Desain interiornya juga tidak kalah mengesankan. Sebagai convertible, Spider memang tidak dirancang untuk kecepatan tinggi, melainkan untuk menikmati perjalanan santai sambil menarik perhatian orang-orang dengan desainnya yang cantik.
Meskipun Alfa Romeo Spider memiliki banyak kekurangan, desainnya yang memikat menjadikannya tetap diidam-idamkan banyak orang. Sebagai sebuah convertible, Spider sempurna untuk perjalanan santai dan tampil gaya di jalan. Oleh karena itu, meski ada banyak pilihan lain di pasar, Spider tetap memiliki daya tarik tersendiri.
![]() | Alfa Romeo Spider tentu saja memiliki kekurangan, terutama dalam hal performa dan bobot. Ini adalah mobil yang indah, tetapi mari kita jujur tentang kekurangannya. |
![]() | Alfa Romeo Spider memang unik, tetapi jelas bahwa mobil ini memiliki penggemar dan kritikus. Tampaknya ini lebih tentang estetika daripada performa. |
![]() | Meskipun Spider terlihat fantastis, berapa banyak orang yang benar-benar bersedia mengabaikan masalah performanya hanya untuk gaya? |